Filipina merupakan negara tetangga kita yang masih berada dalam kawan Asia Tenggara. Tidak berbeda jauh dengan Indonesia, ternyata masyarakat disana juga suka bermain sabung ayam. Bahkan untuk jenis Ayam Filipina sendiri cukup dikenal di Indonesia yakni ayam tangkas atau ayam taji pisau.
Berbeda dengan ayam bangkok asal Thailand, ayam tangkas ini menggunakan taji pisau sebagai senjata. Taji pisau tersebut sangat tajam karena dibuat dari besi yang menyerupai taji ayam yang dikenal dengan sebutan GAFF.
Di Filipina permainan yang dikenal dengan nama SABONG atau sabung ayam ini sudah mendapat izin dari pemerintah sehingga perkembangan dunia sabung ayam disana bisa dibilang semakin maju. Berbeda dengan negara kita yang telah melarang kegiatan sabung ayam karena biasanya pada saat berlangsung akan diikuti dengan taruhan.
Menengok perkembangan industri Sabong di Filipina ini, mungkin kita orang Indonesia akan kaget mendengarnya. Karena sudah dilegalkan pemerintah, permainan melaga ayam ini menarik perhatian orang kaya, jutawan hingga supir taksi.
Tidak tanggung-tanggung, industri ini diklaim bernilai miliaran dollar dimana setiap tahun diadakan turnamen sabung ayam terbesar di dunia yakni World Slasher Cup. Menurut penyelenggara, kegiatan ini diadakan dua kali setahun di Smart Araneta Coliseum yang berkapasitas 25.000 tempat duduk.
Smart Araneta Coliseum, Arena Sabung Ayam Terbesar Di Filipina
Smart Araneta Coliseum jauh dari tempat pelatihan ayam atau biasa disebut cockpits yang membentang di daerah pedesaan, di mana setiap pemilik berharap menemukan seekor ayam untuk memulai pembibitan yang bisa membawanya ke ring pertandingan yang terang benderang.
Sekitar 25% dari pendatang berasal dari negara di mana mereka mempeternakan ayam aduan yang tidak pernah dapat bertarung secara hukum di negara asal mereka. Di turnamen ini biasanya hadir peserta dari Kanada, India, Malaysia, Australia, dan Amerika Serikat.
“Slasher” mengacu pada bilah pisau tajam setinggi tiga inci yang melekat pada kaki ayam. Tetapi bagi sekitar 1.000 orang yang memenuhi stadion di tengah-tengah acara yang berlangsung selama 10-hari dengan puncak acara grand final pada 7 Februari, aksi berdarah-darah di ring tengah adalah sama menariknya dengan aksi catwalk para kontestan kecantikan Miss Philippines.
Pada acara World Slasher Cup, dua pemilik bertaruh pada ayam mereka, salah satunya adalah yang diunggulkan dan yang lainnya favorit. Taruhan-taruhan itu menentukan dasar untuk hampir semua orang di arena untuk bergabung.
Aksi ini kasar, dengan petugas yang menggunakan rompi hijau mengambil taruhan atas nama pemilik dan penjudi regular yang biasa membuat taruhan di antara kalangan mereka para penjudi, semua menggunakan sistem isyarat tangan. Bundelan uang beterbangan di atas kepala penjudi sebagai taruhan yang dibayar setelah pertarungan.
Ini masih awal dan para kontestan memiliki peringkat yang cukup rendah. Meski begitu, taruhan pemilik terus bergulir dengan nilai taruhan sekitar 250.000 Peso (sekitar 180 Juta Rupiah) per pertandingan.
Kemudian pada hari itu taruhan akan mencapai 1 Juta Peso (sekitar 70 Juta Rupiah) karena jumlah penonton naik ke 2.000 hingga 3.000 orang. Pada putaran final, jumlah orang yang membayar setidaknya 1.100 peso (sekitar 300 Ribu Rupiah) untuk masuk dapat mencapai 5.000 orang.